Kamis, 16 Maret 2017

WIRELESS

1. Komunikas wireless

         Komunikasi Wireless adalah transfer informasi jarak jauh tanpa menggunakan konduktor listrik ditingkatkan atau “kawat” Jarak yang terlibat mungkin pendek. Beberapa meter seperti di televisi remote control atau panjang ribuan atau jutaan kilometer untuk radio komunikasi. Ketika konteksnya jelas, istilah ini sering disingkat menjadi “nirkabel”. Wireless komunikasi umumnya dianggap sebagai cabang telekomunikasi. Ini mencakup berbagai jenis radio dua arah tetap, mobile, dan portabel, telepon selular, asisten pribadi digital (PDA), dan jaringan nirkabel. Contoh lain dari teknologi nirkabel termasuk unit GPS, pembuka pintu garasi dan atau pintu garasi, tikus komputer nirkabel, keyboard dan headset, televisi satelit dan telepon tanpa kabel.

2. Keamanan Wireless

     Jaringan Wifi memiliki lebih banyak kelemahan dibanding dengan jaringan kabel. Saat ini perkembangan teknologi wifi sangat signifikan sejalan dengan kebutuhan sistem informasi yang mobile. Banyak penyedia jasa wireless seperti hotspot komersil, ISP, Warnet, kampus – kampus maupun perkantoran sudah mulai memanfaatkan wifi pada jaringan masing masing, tetapi sangat sedikit yang memperhatikan keamanan komunikasi data pada jaringan wireless tersebut. Hal ini membuat para hacker menjadi tertarik untuk mengexplore keamampuannya untuk melakukan berbagai aktifitas yang biasanya illegal menggunakan wifi.

Wardriving adalah kegiatan atau aktivitas untuk mendapatkan informasi tentang suatu jaringan wifi dan mendapatkan akses terhadap jaringan wireless tersebut. Umumnya bertujuan untuk mendapatkan koneksi internet, tetapi banyak juga yang melakukan untuk bermaksud tertentu mulai dari rasa keingin tahuan, kejahatan dan lain lain.

Kelemahan jaringan wireless secara umum dapat dibagi menjadi 2 jenis, yakni kelemahan pada konfigurasi dan kelemahan pada jenis enkripsi yang digunakan. Salah satu contoh penyebab kelemahan pada konfigurasi karena saat ini untuk membangun sebuah jaringan wireless cukup mudah. Banyak vendor yang menyediakan fasilitas yang memudahkan pengguna atau admin jaringan sehingga sering ditemukan wireless yang masih menggunakan konfigurasi wireless default bawaan vendor. Penulis sering menemukan wireless yang dipasang pada jaringan masih menggunakan setting default bawaan vendor seperti SSID, IP Address , remote manajemen, DHCP enable, kanal frekuensi, tanpa enkripsi bahkan user/password untuk administrasi wireless tersebut.

Kelemahan Wireless pada Lapisan Fisik Wifi menggunakan gelombang radio pada frekwensi milik umum yang bersifat bebas digunakan oleh semua kalangan dengan batasan batasan tertentu. Setiap wifi memiliki area jangkauan tertentu tergantung power dan antenna yang digunakan. Tidak mudah melakukan pembatasan area yang dijangkau pada wifi. Hal ini menyebabkan berbagai dimungkinan terjadi aktifitas aktifitas antara lain:

1. Interception atau penyadapan
Hal ini sangat mudah dilakukan, dan sudah tidak asing lagi bagi para hacker. Berbagai tools dengan mudah di peroleh di internet. Berbagai teknik kriptografi dapat di bongkar oleh tools tools tersebut.

2. Injection
Pada saat transmisi melalui radio, dimungkinkan dilakukan injection karena berbagai kelemahan pada cara kerja wifi dimana tidak ada proses validasi siapa yang sedang terhubung atau siapa yang memutuskan koneksi saat itu.

3. Jamming
Jamming sangat dimungkinkan terjadi, baik disengaja maupun tidak disengaja karena ketidaktahuan pengguna wireless tersebut. Pengaturan penggunaan kanal frekwensi merupakan keharusan agar jamming dapat di minimalisir. Jamming terjadi karena frekwensi yang digunakan cukup sempit sehingga penggunaan kembali channel sulit dilakukan pada area yang padat jaringan nirkabelnya.

4. Locating Mobile Nodes
Dengan berbagai software, setiap orang mampu melakukan wireless site survey dan mendapatkan informasi posisi letak setiap Wifi dan beragam konfigurasi masing masing. Hal ini dapat dilakukan dengan peralatan sederhana spt PDA atau laptop dengan di dukung GPS sebagai penanda posisi.

5. Access Control
Dalam membangun jaringan wireless perlu di design agar dapat memisahkan node atau host yang dapat dipercaya dan host yang tidak dapat dipercaya. Sehingga diperlukan access control yang baik


6. Hijacking
  1. client meminta asosiasi ke access point, langkah ini sama seperti Open System Authentication.
  2. access point mengirimkan text challenge ke client secara transparan.
  3. client akan memberikan respon dengan mengenkripsi text challenge dengan menggunakan kunci WEP dan mengirimkan kembali ke access point.
  4. access point memberi respon atas tanggapan client, akses point akan melakukan decrypt terhadap respon enkripsi dari client untuk melakukan verifikasi bahwa text challenge dienkripsi dengan menggunakan WEP key yang sesuai. Pada proses ini, access point akan menentukan apakah client sudah memberikan kunci WEP yang sesuai. Apabila kunci WEP yang diberikan oleh client sudah benar, maka access point akan merespon positif dan langsung meng-authentikasi client. Namun bila kunci WEP yang dimasukkan client salah, access point akan merespon negatif dan client tidak akan diberi authentikasi. Dengan demikian, client tidak akan terauthentikasi dan tidak terasosiasi.
  • Server        :Komputer server yang dituju oleh akses point yang akan memberi otontikasi kepada client. beberapa perangkat lunak yang biasa digunakan antara lain free RADIUS, open RADIUS dan lain-lain.
  • Port                :Nomor port yang digunakan adalah 1812.
  • Shared Secret:Shared Secret adalah kunci yang akan dibagikan ke komputer dan juga kepada client secara transparant.


Serangan MITM (Man In The Middle) yang dapat terjadi pada wireless karena berbagai kelemahan protokol tersebut sehingga memungkinkan terjadinya hijacking atau pengambilalihan komunikasi yang sedang terjadi dan melakukan pencurian atau modifikasi informasi.

Kelemahan pada Lapisan MAC (Data Layer) Pada lapisan ini terdapat kelemahan yakni jika sudah terlalu banyak node (client) yang menggunakan channel yang sama dan terhubung pada AP yang sama, maka bandwidth yang mampu dilewatkan akan menurun. Selain itu MAC address sangat mudah di spoofing (ditiru atau di duplikasi) membuat banyak permasalahan keamanan. Lapisan data atau MAC juga digunakan dalam otentikasi dalam implementasi keamanan wifi berbasis WPA Radius (802.1x plus TKIP/AES).

3. Komunikasi WEP dan Komunikasi WPA

WEP

WEP (Wired Equivalent Privacy) atau biasa disebut Shared Key adalah suatu metoda pengamanan jaringan nirkabel, disebut juga dengan Shared Key Authentication. Shared Key Authentication adalah metoda otentikasi yang membutuhkan penggunaan WEP. Enkripsi WEP menggunakan kunci yang dimasukkan (oleh administrator) ke client maupun access point. Kunci ini harus cocok dari yang diberikan akses point ke client, dengan yang dimasukkan client untuk autentikasi menuju access point.

Proses Shared Key Authentication:


Menurut Arief ZHamdani Gunawan, Komunikasi Data via IEEE 802.11, Shared Key Authentication kelihatannya lebih aman dari dari pada Open System Authentication, namun pada kenyataannya tidak. Shared Key malah membuka pintu bagi penyusup atau cracker. Penting untuk dimengerti dua jalan yang digunakan oleh WEP. WEP bisa digunakan untuk memverifikasi identitas client selama proses shared key dari authentikasi, tapi juga bisa digunakan untuk men-dekripsi data yang dikirimkan oleh client melalui access point.

WPA

WPA (Wi-Fi Protected Access) adalah suatu sistem yang juga dapat diterapkan untuk mengamankan jaringan nirkabel. Metoda pengamanan dengan WPA ini diciptakan untuk melengkapi dari sistem yamg sebelumnya, yaitu WEP. Para peneliti menemukan banyak celah dan kelemahan pada infrastruktur nirkabel yang menggunakan metoda pengamanan WEP. Sebagai pengganti dari sistem WEP, WPA mengimplementasikan layer dari IEEE, yaitu layer 802.11i. Nantinya WPA akan lebih banyak digunakan pada implementasi keamanan jaringan nirkabel. WPA didesain dan digunakan dengan alat tambahan lainnya, yaitu sebuah komputer pribadi (PC).

Fungsi dari komputer pribadi ini kemudian dikenal dengan istilah authentication server, yang memberikan key yang berbeda kepada masing–masing pengguna/client dari suatu jaringan nirkabel yang menggunakan akses point sebagai media sentral komunikasi. Seperti dengan jaringan WEP, metoda enkripsi dari WPA ini juga menggunakan algoritma RC4.

Pengamanan jaringan nirkabel dengan metoda WPA ini, dapat ditandai dengan minimal ada tiga pilihan yang harus diisi administrator jaringan agar jaringan dapat beroperasi pada mode WPA ini. Ketiga menu yang harus diisi tersebut adalah:

Setelah komputer diinstall perangkat lunak autentikasi seperti freeRADIUS, maka sertifikat yang dari server akan dibagikan kepada client.
Untuk menggunakan Radius server bisa juga dengan tanpa menginstall perangkat lunak di sisi komputer client. Cara yang di gunakan adalah Web Authentication dimana User akan diarahkan ke halaman Login terlebih dahulu sebelum bisa menggunakan Jaringan Wireless. Dan Server yang menangani autentikasi adalah Radius server.

4. Komunikasi RADIUS 802.1x

RADIUS (Remote Authentication Dial-In User Service) adalah sebuah protokol keamanan komputer yang digunakan untuk melakukan autentikasi, otorisasi, dan pendaftaran akun pengguna secara terpusat untuk mengakses jaringan. Radius diterapkan dalam jaringan dengan model client-server.

Server Radius menyediakan mekanisme keamanan dengan menangani otentikasi dan otorisasi koneksi yang dilakukan user. Pada saat komputer client akan menghubungkan diri dengan jaringan maka server Radius akan meminta identitas user (username dan password) untuk kemudian dicocokkan dengan data yang ada dalam database server Radius untuk kemudian ditentukan apakah user diijinkan untuk menggunakan layanan dalam jaringan komputer. Jika proses otentikasi dan otorisasi berhasil maka proses pelaporan dilakukan, yakni dengan mencatat semua aktifitas koneksi user, menghitung durasi waktu dan jumlah transfer data dilakukan oleh user. Proses pelaporan yang dilakukan server Radius bisa dalam bentuk waktu (detik, menit, jam, dll) maupun dalam bentuk besar transfer data (Byte, KByte, Mbyte) (Anonim-B, 2006). Software server Radius yang digunakan dalam penelitian ini adalah Freeradius yang bersifat modular dan memiliki banyak fitur. Freeradius merupakan software server yang berbasis pada open source dan berlisensi GPL.



Nama                       :LUVICTOR DOLAY (141420216)
Prodi                        :TEKNIK INFORMATIKA
Nama Dosen            :SURYAYUSRA, M.kom



Kamis, 09 Maret 2017

FIREWALL

Definisi Firewall


adalah  sistem atau perangkat yang memberi otorisasi pada lalu lintas jaringan komputer yang dianggapnya aman untuk melaluinya dan melakukan pencegahan terhadapa jaringan yang dianggap tidak aman. Fire-wall dapat berupa perangkat lunak (program komputer atau aplikasi) atau perangkat keras (peralatan khusus untuk menjalankan program fire-wall) perangkat yang menyaring lalu lintas jaringan antara jaringan.
Perlindungan Firewall diperlukan untuk komputasi perangkat seperti komputer yang diaktifkan dengan koneksi Internet. Meningkatkan tingkat keamanan jaringan komputer dengan memberikan informasi rinci tentang pola-pola lalu lintas jaringan. Perangkat ini penting dan sangat diperlukan karena bertindak sebagai gerbang keamanan antara jaring komputer internal dan jaringan komputer eksternal.

Secara umum Firewall digunakan untuk mengontrol akses terhadap siapapun yang memiliki akses terhadap jaringan privat dari pihak luar. Saat ini, pengertian firewall difahami dengan istilah generik yang merujuk pada fungsi firewall sebagai sistem pengatur komunikasi antar dua jaringan yang berlainan. Mengingat sekarang ini banyak perusahaan yang memiliki akses ke Internet maka perlindungan terhadap aset digital perusahaan tersebut dari serangan para hacker, pelaku spionase, ataupun pencuri data lainnya, sehingga fungsi fire-wall menjadi hal yang sangat esensial

Firewall atau biasa di sebut tembok api adalah sistem keamanan jaringan komputer yang digunakan untuk melindungi dari beberapa jenis serangan dari komputer luar. Umumnya, sebuah tembok-api diterapkan dalam sebuah mesin terdedikasi, yang berjalan pada pintu gerbang (gateway) antara jaringan lokal dengan jaringan Internet.
Firewall meruapakan sebuah cara yang efektif untuk melindungi sistem dari ancaman keamanan jaringan komputer dari luar. Firewall wajib kita terapkan dan menjaga tingkat keamanannya karena akan mempersempit celah keamanan yang biasa digunakan oleh para cracker atau hacker  untuk memasuki sebuh sistem.

Jenis - Jenis Firewall

Melihat betapa dibutuhkannya firewall, ragamnya pun  bervariasi sesuai dengan kebutuhan pengguna. Di antaranya, terdapat 7 jenis firewall yang perlu anda ketahui sebagai aktivis dunia maya. Ketujuh jenis tersebut kami uraikan secara jelas di bawah ini.
1. Packet Filter
Jenis firewall yang pertama ini merupakan jenis yang paling simple. Firewall yang satu ini merupakan sebuah computer yang dibekali dengan dua buah Network Interface Card (NIC) yang mana fungsinya menyaring berbagai paket yang masuk. Umumnya, perangkat ini dikenal dengan packet-filtering route
2.  Circuit Level Gateway
Jenis berikutnya yaitu Circuit Level Gateway. Jenis ini umumnya baerupa komponen suatu proxy server. Tidak hanya itu, firewall tersebut beroperasi dalam level yang memang lebih tinggi pada model referensi OSI ketimbang jenis Packet Filter Firewall. Firewall ini tepatnya bekerja pada lapisan sesi (session layer). Adapun modifikasi dari jenis firewall ini cukup berguna bagi siapa saja yang ingin menyembunyikan informasi yang berkaitan dengan jaringan terproteksi, meskipun firewall jenis ini tak melakukan penyaringan atas beragam paket individual dalam suatu koneksi.
3. Application Level
Jenis selanjutnya kita kenal dengan Application Level Firewall yang mana jenis ini dapat disebut sebagai Application Level Gateway atau application proxy. Penggunaan firewall ini akan mengakibatkan tidak dibolehkannya paket untuk masuk melewati firewall tersebut secara langsung. Namun demikian, aplikasi proxy pada suatu computer yang mengaktifkan firewall akan mengalihkan permintaan tersebut pada layanan yang ada dalam jaringan privat. Kemudian meneruskan respons permintaan tersebut ke computer atau PC yang pertama kail membuat permintaan dimana letaknya berada di jaringan publik.
4.  Network Address Translation (NAT)
Disingkat dengan NAT, jenis firewall yang satu ini menyediakan proteksi secara otomatis terhadap system di balik firewall. Pasalnya, Firewall berjenis NAT ini hanya mengizinkan koneksi dari computer yang letaknya di balik firewall. Sementara itu, tujuan NAT firewall yaitu melakukan multiplexing pada lalu lintas jaringan internal lalu menyampaikannya ke jaringan semacam WAN, MAN ataupun jaringan Internet yang memang lebih luas jaringannya.
Hal ini membuat paket tersebut seolah-olah berasal dari sebuah IP address. Di samping itu, NAT membuat tabel yang berisikan informasi tentang koneksi yang dijumpai oleh firewall. Fungsi dari tabel ini yaitu memetakan alamat suatu jaringan internal  ke eksternalnya. Adapun kemampuan dalam meletakkan seluruh jaringan di balik IP address berdasarkan pada pemetaan port-port NAT firewall. 
5. Stateful Firewall
Jenis Firewall yang satu ini dikenal sebagai sebuah firewall dengan fungsinya dalam menggabungkan berbagai keunggulan yang biasanya ditawarkan oleh firewall berjenis packet filtering, Proxy dan Circuit Level dalam suatu system. Firewall jenis ini dapat melakukan filtering pada lalu lintas atas dasar karakteristik paket, sebagaimana halnya filtering berjenis packet filtering serta memiliki pengecekan pada sesi koneksi guna meyakinkan kalau sesi koneksi tersebut diizinkan
6.   Virtual Firewall
Yang perlu juga anda ketahui yaitu adanya virtual firewall dimana nama virtual tersebut adalah sebutan yang dialamatkan pada firewall logis tertentu yang berada dalam suat perangkat fisik (seperti computer maupun perangkat firewall yang lain). Pengaturan dari firewall ini memperbolehkan beberapa network untuk dapat diproteksi oleh firewall yang memiliki keunikan dimana fungsinya menjalankan kebijakan keamanan system yang tentunya unik juga, cukup dengan memanfaatkan sebuah perangkat.
Dengan memanfaatkan firewall tersebut, sebuah ISP atau Internet Service Provider dapat menghadirkan layanan firewall untuk para pelanggannya agar lalu lintas dari jaringan mereka akan selalu aman, yaitu hanya dengan memfungsikan sebuah perangkat. Tentunya, ini akan menjadi langkah penghematan biaya (efisiensi) yang signifikan, walaupun firewall jenis yang satu ini hanya ditemukan pada firewall yang berasal dari kelas atas, misalnya Cisco PIX 53
7.  Transparent Firewall
Di antara jenis-jenis firewall yang telah disebutkan sebelumnya, jangan pernah lupakan jenis yang terakhir, yaitu Transparent Firewall. Jenis ini bisa juga disebut dengan bridging firewall yang mana bukanlah merupakan firewall murni, akan tetapi hanya sebuah turunan atas satateful firewall. Transparent firewall melakukan apa saja yang dapat dilakukan oleh firewall jenis packet filtering, sebagaimana halnya stateful firewall serta tak Nampak oleh pengguna. Maka dari itu jenis firewall yang satu ini bernama Transparent Firewall
Topology Firewall

Firewall dengan DMZ
Beberapa DMZ bisa saja dipakai jika memang dibutuhkan adanya beberapa wilayah DMZ untuk membedakan level-2 policy keamanan. Pada gambar berikut ini ada 2 wilayah DMZ untuk applikasi layanan Web yang diakses oleh para pengakses dari public (berada pada wilayah DMZ2) sementara database Web tersebut tersimpan pada wilayan DMZ1 yang hanya diakses oleh server Web. Public hanya boleh mengakses server Web saja, tidak boleh mengakses server SQL yang berada pada wilayah DMZ1. Hal ini sangat bermanfaat dalam mengamankan database anda pada server SQL terpisah dari server yang bisa diakses oleh public, yang pada dasarnya adalah merupakan ancaman.

External Firewall – Dua DMZ

Penggunaan firewall internal tidak lah dianjurkan jika hanya akan menghalangi traffic jaringan corporate anda yang justru sangat diperlukan untuk kelangsungan operasional system informasi pada jaringan corporate anda, seperti layanan directory services, layanan domain name – DNS, layanan exchange system. Kalau toch harus dipakai maka haruslah menggunakan rule base yang menjamin layanan-2 kritis operasional corporate tersedia secara global.

Perbedaan Firewall Network dan Aplikasi

Firewall Network
Network firewall didesain untuk melindungin jaringan secara keseluruhan dari berbagai  serangan. umumnya dijumpai dalam bentuk perangkat lunak yang diinstalkan dalam sebuah server. contoh dari firewall ini adalah microsoft internet security and acceleration server (ISA Server), Cisco Pix , Cisco ASA, Iptables dalam sistem operasi GNU/Linux. Network Firewall umumnya bersifat transparan dari pengguna dan menggunakan teknologi routing untuk menentukan paket mana yang diizinkan atau ditolak.

NAT( Network Adrees Translation )Firewall
NAT ( Network Adress Translation ) Firewall secara otomatis menyediakan proteksi terhadap sistem yang berada di balik firewall karena NAT firewall hanya mengizinkan koneksi yang datang dari balik firewall . NAT Firewall membuat tabel dalam memori yang mengandung informasi mengenai koneksi yang dilihat oleh Firewall untuk memetakan alamat jaringan internal ke alamat eksternal . Kemampuan untuk menaruh keseluruhan jaringan di belakang sebuah alamat IP didasarkan terhadap pemetaan terhadap port dalam NAT.

Firewall Aplikasi

            Application Level Firewall / Proxy Firewall tidak mengizinkan paket yang datang untuk melewati firewall secara langsung . Tapi , aplikasi proxy yang berjalan dalam komputer yang menjalankan firewall akan meneruskan permintaan tersebut kepada layanan yang tersedia dalam jaringan private dan kemudian meneruskan respons dari permintaan tersebut kepada komputer yang membuat permintaan pertama kali yang terletak pada jaringan publik yang tidak aman . Karena pemrosesan yang lebih rumit , firewall jenis ini mengharuskan komputer yang dikonfigurasikan sebagai application gateway memiliki spesifikasi yang tinggi dan tentu saja lebih lambat dibandingkan dengan Packet-Filter gateway.

Proxy squid dan IPtables

1. Squid
Squid adalah software publik domain berbasis UNIX. fungsi dari squid adalah meng-‘cache’ atau menyimpan data yang diminta oleh pengguna (komputer client) biasanya berupa web pages dan FTP. Platform UNIX yang di support oleh Squid adalah FreeBSD, BSDI, Digital Unix, Irix, Linux, Solaris dan SunOs. Tidak semua data bisa di cache oleh Squid, data-data yang bersifat dinamik seperti CGI-BIN tidak di cache oleh Squid, jadi tiap kali ada permintaan CGI-BIN, maka Squid akan menghubungi langsung server tujuan. Saat ini protokol yang bisa dilayani oleh Squid adalah HTTP, FTP, Gopher, dan Wais.

2.  Iptables
adalah suatu tools dalam sistem operasi linux yang berfungsi sebagai alat untuk melakukan filter (penyaringan) terhadap (trafic) lalulintas data. Secara sederhana digambarkan sebagai pengatur lalulintas data. Dengan iptables inilah kita akan mengatur semua lalulintas dalam komputer kita, baik yang masuk ke komputer, keluar dari komputer, ataupun traffic yang sekedar melewati komputer kita.

Nama                                :LUVICTOR DOLAY (141420216)
Program Studi                  :INFORMATIKA

Nama Dosen : SURYAYUSRA. M.KOM